Kamis, 01 Juli 2010

Bahaya Rokok

Ganasnya Rokok Bagi Kesehatan

Moga info ini bisa bermanfaat buat temen-temen. Ternyata menghisap rokok sama saja makan aspal. Tak banyak orang tahu bahwa aspal yang biasa digunakan sebagai bahan pelapis jalan atau pelapis antibocor ternyata terkandung juga dalam rokok. Orang yang mengisap rokok sama saja dengan memasukkan aspal dalam tubuhnya.


Aspal adalah bahan kimia yang bersifat karsinogenik. Aspal buatan biasanya terdiri dari campuran tar dan aspal minyak. Aspal minyak sendiri sering disebut sebagai asmin atau cut back asphalt. Sementara itu tar diperoleh dari hasil pengolahan batu bara. Bahan tar adalah bahan yang digunakan untuk aspal, jadi sebenarnya kita mengonsumsi aspal saat mengisap rokok," kata Prof Farid A Moeloek, mantan menteri kesehatan yang sekarang menjabat sebagai Ketua Komisi Nasional Pengendalian Tembakau dalam acara Peningkatan Cukai Rokok: Antara Kepentingan Ekonomi dan Kesehatan di Hotel Sahid Jakarta, Rabu (17/2/2010).
Dari sekitar ribuan racun, ada yang biasa dibuat untuk membuat roket pesawat, ada yang dibuat untuk mencuci darah dan sebagainya. Tar sendiri adalah zat yang akan menggumpal di dalam paru-paru dan membentuk cairan yang biasa digunakan untuk membuat aspal. Tar yang digunakan untuk melapisi jalan sama dengan tar yang terdapat pada rokok dan partikel-partikel tar tersebut bisa menyebabkan tumbuhnya sel kanker. Selain itu tar jua menyebabkan penumpukan zat kapur, nitrosmine, B-naphthylamine, kadmium dan nikel.
Seperti dikutip dari Quitsmoking, Rabu (17/2/2010), tar adalah substansi hidrokarbon aromatik yang bersifat lengket dan menempel pada paru-paru. Tar ini adalah residu hitam panas yang berasal dari pembakaran, tar mengandung ratusan zat kimia yang beberapa diantaranya bersifat karsinogenik dan beracun. Dalam bentuk padat, tar berwarna coklat dan merupakan substansi lengket yang berada di belakang bagian filter rokok. Tar menyebabkan gigi coklat dan membuat semua jaringan yang dikenainya menjadi coklat pula. Bayangkan zat yang lengket itu menempel pada paru-paru Anda.

Tar terdapat pada semua jenis rokok dan cenderung meningkat jumlahnya seiring dengan terbakarnya rokok. Hal itu berarti isapan terakhir rokok mengandung tar dua kali lipat dari jumlah isapan pertama. Tar yang diisap dari rokok akan merusak bulu-bulu getar (cilia) pada paru-paru sehingga meningkatkan risiko penyakit pernafasan seperti emfisema, bronkitis kronik dan kanker tenggorokan.



Rokok Dapat Mengakibatkan Kematian Sejak dini

Setiap orang pasti ingin selalu awet muda dan menerapkan pola hidup sehat. Tetapi dalam artian lain, para perokok pun ternyata bisa 'awet muda'.
Tak seperti awet muda dengan pola hidup sehat yang dapat terhindar dari berbagai macam pernyakit, 'awet muda' yang dialami oleh para perokok diartikan sebagai orang yang mati muda dan tidak akan pernah menikmati hari tuanya.Hal ini disampaikan oleh Dr. H. Aulia Sani, SpJP(K) FJCC FIHA, pengajar Departemen Kardiologi dan Kedokteran Vaskuler FKUI, dalam acara konferensi pers menyambut Hari Tanpa Tembakau Sedunia, Jakarta, Rabu (26/5/2010).
"Rokok itu bikin 'awet muda', maksudnya perokok itu mati di usia muda, jadi mereka nggak bakal bisa tua," ujar dokter yang pernah menjadi Direktur Utama Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta(wkwkwkw parah :D). Tidak mengherankan, karena rokok banyak membawa dampak negatif pada tubuh dan kesehatan, baik dampak jangka pendek maupun dampak jangka panjang.
Dalam jangka pendek saja, rokok bisa menyebabkan iritasi mata, denyut jantung dan tekanan darah meningkat, peristaltik usus meningkat, nafsu makan menurun, sirkulasi darah kurang baik, suhu ujung-ujung jari menurun, berkurangnya rasa mengecap dan membau, serta gigi dan kuku berwarna kuning sampai hitam.Sedangkan efek jangka panjang lebih banyak lagi, mulai dari penyakit-penyakit di saluran pernapasan, paru, ginjal, pankreas, alat reproduksi, kanker dan kardivaskuler. Dan rokok merupakan faktor risiko utama penyakit jantung koroner, di samping kolesterol dan hipertensi.
Rokok juga menjadi faktor risiko acute myocardial infarction (serangan jantung), stroke, kematian mendadak, dan meningkatkan percepatan aterosklerosis. Inilah yang membuat perokok menjadi 'awet muda' alias tipis harapan untuk dapat hidup hingga usia tua.
Untuk dapat terlepas dari jeratan rokok memang susah. Adiksi nikotin di dalam rokoklah yang membuat orang sangat susah untuk berhenti. Perokok butuh motivasi diri dan lingkungan untuk berani berhenti merokok. Ketergantungan terhadap rokok dipengaruhi oleh multi dimensi. Faktor yang paling besar adalah faktor biologis, yaitu adiksi nikotin yang membuat orang kecanduan juga withdrawal (kondisi putus zat). Selain itu, ada juga faktor sosial berupa kebiasaan dan lingkungan, serta faktor perilaku dan psikologis. Di Jakarta sendiri, jumlah total perokok aktif tercatat meningkat satu persen per tahun. Berdasarkan data itu, di Indonesia ada 1.172 orang meninggal dunia per hari karena penyakit yang diakibatkan rokok. Tidak hanya bagi perokok aktif, efek dari para perokok ini terhadap orang-orang di sekitarnya turut mencengangkan. Diperkirakan jumlah perokok pasif di Indonesia, menurut data BPS tahun 2004, yang berusia 0-14 tahun sejumlah 43 juta anak. Sedangkan perokok pasif diatas 15 tahun diperkirakan sejumlah 45,6 juta. Asap yang ditimbulkan dari rokok perokok aktif, bahkan sampai 70 persen dihisap oleh perokok pasif.

Perokok selalu memiliki banyak alasan untuk mempertahankan kebiasaan merokoknya, sekalipun ingin berhenti," ujar Dr Tribowo T Ginting, SpKJ, dokter spesialis Kedokteran Jiwa dari RSUP Persahabatan.
Dr Tribowo menuturkan bahwa diperlukan motivasi yang kuat bersumber dari diri sendiri maupun lingkungan orang terdekat. ketika para perokok merasa motivasinya menipis, lingkungan dapat segera mendukung dan menguatkannya kembali.
Untuk memotivasi para perokok yang ingin menghentikan kebiasaan merokoknya, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dan PT Pfizer Indonesia akan mengadakan acara kampanye bertajuk 'BREAK FREE Semangat Bebaskan Diri dari Jeratan Adiksi Nikotin' dalam rangka peringatan Hari Tanpa Tembakau Sedunia yang jatuh tanggal 31 Mei 2010.
Melalui kampanye terpadu ini, diharapkan lebih banyak perokok di Indonesia yang ingin berhenti merokok akan berhasil membebaskan diri dari jeratan adiksi nikotin. Kampanye BREAK FREE bertujuan membantu para perokok yang berkeinginan berhenti merokok dengan memotivasinya, mengajak orang terdekatnya untuk memberikan dukungan dan menyediakan terapi farmakologi bagi yang membutuhkan. Sebagai langkah awal, kampanye BREAK FREE menargetkan peningkatan keberhasilan berhenti merokok pada kelompok usia dewasa. Tidak hanya itu saja, kampanye ini juga menargetkan orang-orang terdekat dari si perokok yaitu para perokok pasif, misalnya keluarga atau sahabat-sahabatnya, sebagai faktor terkuat untuk mendorong perokok dalam membebaskan diri dari adiksi nikotin.


Rokok Bikin Bodoh Dan Idiot

Rokok telah lama terbukti memiliki efek negatif untuk tubuh, dengan mendatangkan berbagai gangguan kesehatan. Misalnya, penyakit paru-paru dan jantung. Kini, penelitian juga membuktikan, merokok dapat mempengaruhi tingkat intelegensi (IQ).

Riset itu mengungkap, remaja yang kecanduan rokok umumnya memiliki tingkat intelegensi jauh lebih rendah ketimbang sejawatnya yang tidak merokok. Tak sampai disitu, remaja yang merokok sebungkus sehari memiliki tingkat intelegensi 50% lebih rendah ketimbang teman-temannya yang tidak merokok.
Dari hasil riset diketahui, 20.000 remaja dengan usia 18-21 tahun yang merokok memiliki skor IQ 94 sebaliknya remaja yang tidak merokok memiliki skor IQ 101. Sedangkan, perokok yang menghabiskan rokok sebungkus perhari memiliki skor IQ 90.

Pemimpin tim peneliti dari Sheba Medical Center, Tel Hashomer Hospital, Dr. Mark Weiser mengatakan hasil riset belum menggambarkan secara jelas apakah aktivitas merokok mengakibatkan intelegensi seseorang menurun atau sebaliknya individu dengan tingkat intelegensia rendah justru gemar merokok."Riset ini benar-benar menampilkan apa adanya. Kami melihat adanya sekat tipis antara intelegensia dan merokok,"tukasnya seperti dikutip dari dailymail.co.uk, Selasa (30/3).

Ia menjelaskan, skor dari tes IQ pada remaja pria yang merokok kemudian dibandingkan dengan remaja pria yang tidak merokok dan dibandingkan kembali dengan adik atau kakaknya. Hasil perbandingan itu menunjukan remaja pria mulai merokok mulai dari umur 18 hingga 21 tahun."Sangat jelas bahwa masyarakat dengan intelegensi rendah memilih untuk merokok. Tidak peduli dengan status ekonomi mereka, apakah terhitung miskin atau kurang pendidikan," tegasnya.
Weiser menduga hasil riset seharusnya dapat dikonfirmasikan bahwa mereka dengan intelegensia rendah cenderung mengabaikan kesehatan mereka. Mungkin saja mereka mengkonsumsi obat-obatan terlarang, makanan tak sehat dan malas berolahraga.
"Riset ini juga bisa digunakan untuk mencegah aktivitas merokok dikalangan remaja dengan ancaman intelegensi mereka bakal menurun," katanya.
Tahun 2004 lalu, peneliti dari University of Aberdeen menduga ada keterkaitan antara merokok dengan menurunan fungsi mental. Dari ratusan sukarelawan yang ambil bagian pada riset yang berlangsung tahun 1947, saat mereka berusia 11 tahun, mereka kemudian diikutsertakan kembali dalam riset lanjutan ditahun 2004. Hasilnya diketahui bahwa perokok memiliki performa yang jauh lebih buruk ketimbang mantan perokok dan individu yang tidak merokok.
Sayangnya, peneliti belum menemukan penjelasan yang pasti tentang hubungan antara lemahnya fungsi paru dengan penuan. Kesimpulan sementara diketahui merokok menyebabkan otak mengalami stres lantaran minimnya pasokan oksigen. Hal itu mengakibatkan kerusakan DNA.


Wuihh ngeri banget ya efek dari rokok, sekian dulu mudah-mudahan berguna & bikin para perokok sadar akan bahaya rokok. Ayo berhenti mengkonsumsi rokok sekarang juga!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar